Jumat, 06 Maret 2015

Apakah manfaat TV??
Apakah kerugian menonton TV??
Membuang2 waktu kah??
Televisi adalah media paling efektif untuk melakukan provokasi / hasutan terhadap manusia lain dibelahan bumi yang lain. Karena faktanya jutaan orang mampu diprovokasi lewat berita2 miring yang belum tentu kebenarannya. Seperti baru2 ini yang sering didoktrin oleh para pemilik usaha pertelevisian yang sudah dirancang untuk mengikuti pemilik yang “kebetulan” adalah orang Yahudi. Penggambaran Islam sebagai agama teroris dengan mengekspose fakta2 palsu dan menjunjung tinggi emansipasi dengan program –isme mereka tak ayal membuat jutaan orang baik non muslim ataupun masyarakat muslim itu sendiri mulai mencibir Islam. Seperti yang bisa kita lihat disekeliling ketika anak muda yang rajin beribadah dimasjid justru mendapat cemooh dari teman sebayanya dan dianggap tidak gaul. Dari mana pemikiran ini mencabang?? TV lah sumbernya. Tanpa bisa dihukum, TV kini dimanfaatkan menjadi alat provokasi paling massif di muka bumi. Mereka yang “ingin” menciptakan kekacauan psikologis, kerakusan, menciptakan perilaku materialisis, dan konsumtif. Singkatnya, untuk mendikte otak manusia cukup dengan satu alat, yaitu TV. Daya rusaknya lebih hebat dibandingkan dengan bom atom.
Tanpa kita sadari bahwa otak bawah sadar kita tidak akan bisa membedakan antara fakta dan fiksi setiap kali kita menonton TV / media lain.
Mengapa kita ketakutan ketika melihat film horror, padahal alam bawah sadar kita mengetahui bahwa itu hanyalah fiksi. Dan mengapa kita menitikkan air mata ketika kita melihat adegan dramatis??
Ini karena alam bawah sadar kita akan berasumsi bahwa apa yang tampak oleh penglihatan yang ditransmisikan ke otak bawah sadar anda adalah benar adanya. Kesimpulanya adalah gelombang TV telah memprovokasi alam bawah sadar anda untuk merasakan apa yang diinginkan mereka. Proses ini sama saja dengan program pencucian otak yang dilegalkan.
Jika keterbukaan aurat menjadi sangat ditoleransi belakangan ini, semua tak terlepas dari peranan TV yang begitu gandrung mempertontonkan paha dan belahan dada setiap hari. Itu semua karena alam bawah sadar tidak bisa membedakan antara fakta dan fiksi.
Dampak dari persepsi akan terbentuk hingga tua, secara psikologis persepsi akan membentuk sikap yang selanjutnya menjadi dasar terjadinya perilaku dan perbuatan karena TV mampu mengubah gelombang otak manusia.



0 komentar:

Posting Komentar