Bagi yang telah mengenal akan geometri Euclid, dan anda bisa
mengingat mungkin dengan rasa hormat daripada suka strukturnya yang luar biasa
bagusnya, dengan anak tangga yang begitu megah, yang selama jam-jam tak
terhitung banyaknya coba diajarkan pada anda .
Geomtri dibangun dari gambaran-gambaran tertentu seperti
bangun ruang, titik dan garis lurus, yang dengannya kita bisa sedikit banyak
menghubungkan gagasan2 nyata;dan dari dalil sederhana yang, dalam kebaikan
gagasan ini, kita cenderung untuk menerimanya sebagai BENAR. Kemudian
berdasarkan proses logis, yaitu pembenaran yang didalamnya kita merasa dipaksa
untuk mengakuinya, maka semua dalil yang tersisa haruslah mengikuti aksioma2
tersebut, dalam hal ini mereka dikatakan terbukti. Maka sebuah dalil akan tepat
jika ia diturunkan menurut cara yang diakui dari aksioma2 tersebut. Pertanyaan
tentang kebenaran dari dalil geometris individu kemudian direduksi menjadi
salah satu kebenaran dari aksioma2 tersebut. Sekarang telah lama diketahui
bahwa pertanyaan terakhir itu tidak hanya tak bisa dijawab oleh metode
geometri, tetapi juga bahwa ia didalamnya sendiri sepenuhnya tanpa makna. Kita
tidak bisa bertanya apakah benar bahwa hanya ada 1 garis lurus yang bisa
melintasi 2 titik. Kita hanya bisa mengatakan bahwa geometri Euclidean
berurusan dengan sesuatu yang disebut garis lurus, dimana tiap 1 garis lurus
dianggap memiliki sifat bisa secara unik ditentukan oleh 2 titik yang berada didalamnya.
Konsep benar tidaklah cocok dengan pernyataan geometri murni, karena dengan
kata benar kita biasanya akan membuat persesuaian dengan objek nyata;padahal
geometri tidaklah bersangkutan dengan hubungan antara gagasan2 yang tercakup
didalamnya dengan objek dalam pengalaman nyata, tetapi hanya dengan hubungan
logis dari gagasan2 diantara mereka sendiri.
Tidaklah sulit untuk mengerti mengapa kita merasa terpaksa
untuk menyatakan dalil2 geometri benar. Gagasan2 geometris sedikit banyak
berkaitan dengan objek atau benda nyata dialam, dan sebenarnya benda2 inilah
yang tak diragukan lagi merupakan penyebab dari terjadinya gagasan2 tersebut.
Geometri janganlah hanya menjadi mata pelajaran, hal ini untuk memberikan
strukturnya kesatuan logis yang sebesar mungkin. Latihan melihat dari suatu
jarak 2 posisi tertentu pada sebuah benda keras misalnya, merupakan sesuatu
yang tersangkut secara mendalam pada kebiasaan berpikir kita. Lebih jauh, kita
terbiasa memperhatikan ada 3 titik yang berada dalam sebuah garis lurus, jika
posisi mereka menurut penglihatan dapat dibuat bertepatan dengan pengamatan
menggunakan 1 mata, dengan pemilihan tempat pengamatan yang cocok tentunya.
Jika menurut kebiasan berpikir kita, kita sekarang menambah
dalil2 geometri Euclidean dengan satu dalil tunggal yang menyatakan bahwa 2
titik pada sebuah benda keras selalu berkaitan dengan jarak yang sama, yang
terbebas dari perubahan posisi apapun pada benda tersebut, maka dalil2 geometri
Euclidean akan memecahkan dirinya sendiri menjadi dalil2 pada posisi relative
yang mungkin pada benda keras. Geometri yang sudah ditambahkan dengan cara
seperti ini akan kemudian diperlakukan sebagai cabang ilmu fisika. Sekarang
kita bisa secara sah bertanya tentang kebenaran dari dalil2 geometri yang
diinterpretasikan dalam cara seperti ini, hal ini karena kita dibenarkan untuk
mempertanyakan apakah dalil2 ini cukup memuaskan untuk benda2 / hal2 nyata yang
kita asosiasikan dengan gagasan2 geometris. Dengan kata lain kita dapat mengatakan bahwa oleh kebenaran
dalil2 geometri dalam hal ini kita memahami validitas suatu konstruksi hanya
dengan menggunakan penggaris dan kompas.
Tentu saja keyakinan akan kebenaran dalil2 geometris dalam
hal ini semata2 didirikan pada pengalaman yang agak kurang lengkap. Untuk saat
ini kita akan berasumsi pula pada “ kebenaran “ dalil2 geometris, dan kemudian
pada tahap berikutnya kita akan melihat
bahwa kebenaran ini adalah terbatas adanya, dan kita akan mempertimbangkan
tingkat keterbatasanya itu.
0 komentar:
Posting Komentar