1 diantara 100 orang Indonesia memiliki golongan darah
dengan rhesus ( Rh ) negative. Orang yang memiliki darah dengan rhesus negative
( A-, B-, O-, AB- ) hanya bisa menerima transfuse darah dari orang bergolongan
sama. Orang yang menerima darah dari rhesus berbeda bisa berakibat kematian,
karena plasma darah mengenali darah dari pendonor sebgai suatu virus, dan akan
mengalami penolakan.
Hanya ada 2 rhesus di dunia ini, yaitu rhesus negative dan
rhesus positif. Kelangkaan para pemilik Rh- ini membuat golongan darah ini
tergolong langka, karena termasuk golongan darah kuno.
Pola penurunan Rh- belum bisa dipetakan dan tidak bisa
dipetakan, karena kecenderungan yang muncul adalah pembawa sifat terkuat yang
dapat menurunkannya.
Pengertian rhesus sendiri adalah system penggolongan darah
berdasarkan ada atau tidaknya antigen D di permukaan sel darah merah, nama
lainnya adalah factor rhesus / factor Rh. Seseorang yang tidak memiliki
golongan darah Rh- . Mereka memiliki factor Rh pada permukaan sel darah
merahnya disebut memiliki golongan darah
Rh+ ( Rhesus Positive ).
85 % penduduk dunia memiliki factor Rhesus ( Rh+ ) dalam
darahnya, sementara 15 % tidak memiliki factor Rhesus ( Rh- ) dalam darahnya.
Dalam bidang sejarah dan antariksawan Rhesus Negative erat hubungannya dengan
makhluk luar bumi, dalam bangsa Sumeria disebutkan bahwa bangsa Anunnaki lah
yang mencampur DNA mereka dengan DNA makhluk bumi yang pada saat itu adalah
manusia gua, untuk dijadikan hamba atau pelayan dalam rangka usaha mereka
mengambil berbagai mineral penitng yang dihasilkan oleh bumi.
0 komentar:
Posting Komentar