Jumat, 27 Februari 2015

1 diantara 100 orang Indonesia memiliki golongan darah dengan rhesus ( Rh ) negative. Orang yang memiliki darah dengan rhesus negative ( A-, B-, O-, AB- ) hanya bisa menerima transfuse darah dari orang bergolongan sama. Orang yang menerima darah dari rhesus berbeda bisa berakibat kematian, karena plasma darah mengenali darah dari pendonor sebgai suatu virus, dan akan mengalami penolakan.

Hanya ada 2 rhesus di dunia ini, yaitu rhesus negative dan rhesus positif. Kelangkaan para pemilik Rh- ini membuat golongan darah ini tergolong langka, karena termasuk golongan darah kuno.
Pola penurunan Rh- belum bisa dipetakan dan tidak bisa dipetakan, karena kecenderungan yang muncul adalah pembawa sifat terkuat yang dapat menurunkannya.
Pengertian rhesus sendiri adalah system penggolongan darah berdasarkan ada atau tidaknya antigen D di permukaan sel darah merah, nama lainnya adalah factor rhesus / factor Rh. Seseorang yang tidak memiliki golongan darah Rh- . Mereka memiliki factor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah  Rh+ ( Rhesus Positive ).

85 % penduduk dunia memiliki factor Rhesus ( Rh+ ) dalam darahnya, sementara 15 % tidak memiliki factor Rhesus ( Rh- ) dalam darahnya. Dalam bidang sejarah dan antariksawan Rhesus Negative erat hubungannya dengan makhluk luar bumi, dalam bangsa Sumeria disebutkan bahwa bangsa Anunnaki lah yang mencampur DNA mereka dengan DNA makhluk bumi yang pada saat itu adalah manusia gua, untuk dijadikan hamba atau pelayan dalam rangka usaha mereka mengambil berbagai mineral penitng yang dihasilkan oleh bumi. 

0 komentar:

Posting Komentar